Karya : Mitha Nursita
Membisik pekat lirih untuk setiap mimpi
Butakan sejenak tutupi naluri hidup
Menyembunyikan setiap jiwa di balik pintu
Menutupi titik-titik angin pengetuk waktu
Perlahan...terlelap...dan terjatuh
Tapi,
Bagi seorang yang berada di luar pintu
Hanya ada selembar perca pendek
Dan sepasang sandal yang baru dijahit tadi pagi
Berjalan melewati titik terbawah dunia malam
Menerjang ribuan dingin
Juga kilasan angin
Menggadai mimpi-mimpi
Agar kaki bisa berlari
Menjual malam sunyi
Memastikan detak jantung terus berbunyi
Menyelami dunia yang keras, dengan separuh tenaga terkuras
Sungguh, tak ingin kubiarkan...
Jangan hantarkan kesempurnaan dari uraian kata siksaan,
Jangan alunkan sebuah nada dengan seruling runcing,
Jangan serahkan separuh jiwa sebelum kau pergi...
Bagaimana bila kau jatuh agar aku berdiri
Di bawah merah mawar yang kuncup
Dengan segala senyum yang terkatup
Kau memberi segalanya, menciptakan segalanya
Menyampaikan embun sejuk, tersirat garis senyum menusuk
Satu pintaku
Jangan pergi, sebelum aku benar-benar tinggal
Ayah...ayah...ayah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar